Rio Rozalmi: Kerjakan Tanpa Tapi, Lakukan Tanpa Nanti


PEKANBARU-Profesi sebagai penulis di era digital saat ini memang bukan sesuatu yang wah bagi banyak orang, tetapi bagaimana membangun kedisiplinan dalam menulis itulah yang perlu diambil pelajaran dari kiprah penulis saat ini.

Rio Rozalmi, seorang penulis berdarah Minang yang tinggal di Pekanbaru ini memiliki motto unik dalam menulis, kerjakan tanpa tapi, lakukan tanpa nanti.

Menulis membutuhkan kedisiplinan, sebab menulis bukan dunia khayal. Menulis adalah kerja praktik yang harus dilakukan. Tidak bisa seseorang bermimpi untuk jadi penulis, tetapi ia sendiri tidak pernah menulis.

Rio, panggilan pria berusia 33 tahun tersebut telah memulai hobi menulisnya sejak di bangku SMA. Ia mulai aktif menulis secara produktif sejak bergabung dengan Forum Lingkar Pena.

Kiprah menulis pria yang juga sebagai kepala sekolah di sebuah Sekolah Dasar Islam Terpadu ditunjukkan di bidang kepenulisan cerpen dan puisi. Baru-baru ini di tahun 2025 ia meluncurkan sebuah Kumpulan Cerpen berjudul Senja yang Marun.

“Cerpen-cerpen ini saya kumpulkan dari proses belajar di Forum Lingkar Pena, Duta Cerpen. Selama satu tahun saya belajar dan hasilnya dirangkum dalam buku perdana saya,” katanya dalam sebuah acara peluncuran bukunya pada akhir Februari 2025 lalu.

Selain menerbitkan kumpulan cerpen, pria yang hobi mengoleksi sepatu ini juga aktif mengirim cerpen ke media dan mengikuti festival dan lomba di berbagai even lokal dan nasional.

Cerpennya berjudul Melewakan Gala pada tahun 2024 menjadi salah satu cerpen pemenang pada acara perayaan 100 tahun AA Navis di Sumatra Barat.

Selain menulis cerpen, Rio Rozalmi juga menulis puisi. Beberapa puisinya memenangkan lomba puisi Palestina Forum Lingkar Pena dan perayaan Milad FLP di Forum Lingkar Pena Riau. Ia juga tercatat sebagai peserta 20 besar penulis puisi di Bilik Puisi FLP Sumatra.

Menggerakkan Literasi di Sekolah

Sebagaimana pembinaan kepenulisan yang didapatkan Rio di Forum Lingkar Pena, lelaki yang juga menjabat sebagai Koordinator Divisi Humas FLP Wilayah Riau tersebut juga aktif membuat kegiatan-kegiatan literasi di sekolahnya.

Belum lama ini ia juga menginisiasi penulisan tiga buah buku yang ditulis oleh siswa SDIT Imam Syafii Cendikia, menyelenggarakan kegiatan bulan bahasa, mengikut festival sastra siswa nasional, dan mengadakan pembinaan kepenulisan di sekolah.

“Di sekolah kita mendorong literasi dapat dilakukan lebih baik, kita mendukung program-program dan kegiatan literasi,” tandasnya.***


Posting Komentar

0 Komentar